Scarlet
Webmaster Away Webmaster


Member Title : WB, WB everywhere~ Jumlah posting : 563 Join date : 2013-04-05
 | Subject: Monotone Days Wed Jun 29, 2016 9:53 am | |
| "Kau tahu, kejadian apa yang paling tidak biasa dalam hidup?" "Ngg.. menurutku, ketika kamu menjadi seorang superhero atau semacamnya.." "--bukan. Menurutku, hari yang paling tidak biasa adalah..."
"Hari dimana tidak ada kejadian apa-apa." Based on Durarara!!!'s dialogue. Lupa sih siapa to siapa-nya.
Shuu tampak melangkah lunglai menyusuri trotoar. Wajahnya pucat. Hari ini, ia merasa lemas. Ah, bukan hari ini--dari beberapa tahun yang lalu. Dan ia sudah terbiasa dengan hal itu, seolah tak ada gangguan apapun yang ia rasakan pada tubuhnya.
"Perasaan, penyakit, kedudukan, dan lain-lain yang ada dalam kehidupan itu tidak penting." "Yang penting adalah dunia setelah kehidupan... ingat itu baik-baik, Shuu."
Shuu mengingat ucapan 'orang itu' sembari tetap menatap datar trotoar, pun tetap berjalan. Shuu kemudian berhenti di depan sebuah toko. Ia memutar badannya menjadi menghadap ke arah pintu toko yang memakai pintu geser tersebut. Digesernya perlahan pintu itu.
Sreg.
Ketika ia masuk, semerbak wangi ramen tercium dari dalam toko. Sesosok pria paruh baya yang tengah mengelap bagian counter toko, tampak menoleh ke arah pintu sembari tersenyum. "Shuu? Kau datang lagi kesini." ucap pria tersebut sembari kembali berfokus pada lap meja yang tengah dipegangnya.
"Ya.. paman," jawab Shuu sembari duduk di salah satu kursi. Memperhatikan pria itu membersihkan counter toko dengan tatapan datar. Shuu tampak terdiam sebentar sebelum membuka mulut, seperti orang yang hendak berbicara.
"--paman," ujar Shuu pelan sembari menatap pria itu dingin. Pria tersebut menoleh sembari berhenti membersihkan counter. "Ya?" tanya pria tersebut. Shuu terdiam untuk sesaat. Shuu kemudian menunduk.
"Anu, aku.. ingin bertemu ibu."
Pria itu tampak memasang wajah kaget. Shuu menengadahkan kembali wajahnya sembari menatap pria itu. Pria itu tampak menatap ke arah atas sembari menggaruk pipinya menggunakan telunjuk. Kemudian, pria tersebut menatap Shuu dengan wajah serius.
"Sudah dari lama aku menawarkanmu untuk bertemu ibumu, tapi kenapa kamu baru saja membuat sebuah keputusan?"
Shuu terdiam.
"Kalau kau memutuskannya dengan cepat, maka semua takkan sesulit ini," pria itu menghela napas sembari berkacak pinggang. "--aku terpaksa harus segera ke apartemen ayahmu dan meminta untuk mempertemukanmu dengan ibumu--itu selama ayahmu berada di Jepang, ya."
Shuu terbelalak.
Shuu kemudian menatap pria itu sengit.
"Ayah.. katamu?" ulang Shuu terhadap kata-kata pria itu. Pria itu mengangguk sembari menutup mata. "Ya, ayah. Ayahmu yang ITU tengah berada di Jepang sekarang," lanjut pria itu. Kemudian, pria itu menatap Shuu sembari menyeringai.
"Ya, dia tengah mengawasimu sekarang. Dia selalu berada di dekatmu..."
"Kau--!"
Shuu dengan cepat meraih botol shoyu terdekat sebelum membuka tutupnya, sembari menyemprotkan shoyu tepat ke arah wajah sang pria itu. "--sudah kubilang sebelumnya. Jangan bicara tentang orang itu!" teriak Shuu. Pria itu tampak terdiam sebentar, sebelum meraba-raba counter dan mengambil tisu. Kemudian, ia membersihkan wajahnya dengan tisu tersebut.
"Orang itu, katamu? Tidakkah kamu seharusnya berterima kasih." pria itu tampak menyeringai. | |
|