Aku tak ingat kejadian persisnya, tapi aku ingat ketika Master memungutku.
Menurut keterangan kepala panti, pada malam Desember yang bersalju, seorang pria aristokrat (dan belakangan akhirnya kutahu bahwa ia tidak merujuk pada status sosial Master, tapi sifat Master yang arogan dan egois), datang ke panti asuhan dan memberikan sebuah kartu nama. Leonard Knox, sebuah nama yang memang menyiratkan tanda-tanda keningratan (namun, dengan mengesampingkan kekayaan dan kondisi psikis serta mentalnya, dia sama sekali bukan bangsawan), mengaku datang untuk mengambil hak asuh dari Lloyd--aku.
Sementara, yang kuingat dari ingatan seorang bocah berusia tiga tahun, adalah lengan yang memelukku dan menggendongku keluar dari panti, kemudian aroma cinnamon roll yang menguar dari bakery di sudut jalan.
Penglihatanku sepenuhnya hitam di saat ini, tapi pendengaranku mengingat hal yang kurasakan saat itu dengan sangat baik.
Seseorang memutar kunci (sepertinya Master), kemudian derap langkah kaki dan tidak ada suara apapun yang terdengar selain keheningan yang bising.
Dan,
aku tidak mengingat apapun setelah itu, selain ketakutan yang, begitu kuatnya hingga mampu membuatku merasa nyawaku ciut.
Tidak, pasti nyawaku benar-benar ciut saat itu.