Judul Gak Ada

“—hei kau, BERHENTI DI SANA!”

‘Eh...?’

CRAT!

---

Lima tahun lalu.

Hasegawa Souma tampak duduk di salah satu meja restoran. Dengan wajah yang menakutkan. Jelas sekali, ada sesuatu yang membuatnya marah. Walau tidak ada di tempat ini.

“Haaai~ Socchan, maaf aku terlambat!~”

Ujung alisnya menurun. Uratnya menonjol. Ketika ia melihat ke asal suara, seorang gadis bersurai hitam tampak tersenyum lebar. Sembari berdiri di sampingnya. Seperti orang bodoh saja.

“...duduk,” Souma menunjuk ke arah bangku kosong di depannya. “Dan, lain kali, aku mengharapkan untuk tidak mendengarkan suara centilmu lagi. Berbicaralah dengan gaya normal.”

“Eeeh!? Jahat.” gadis itu memonyongkan bibir. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. “Huuh. Memangnya apa yang menyebalkan dari suaraku!? Dasar cowok aneh.” gerutu gadis itu sembari duduk di bangku kosong tersebut.

“...” Souma menyipitkan matanya, menatap gadis itu dengan tatapan mengancam. Gadis itu menyadarinya, lalu—

“...cih, jangan salah paham. Aku melihatmu bukan karena terpesona. Aku memandangimu lekat-lekat karena ingin memelototimu,”

Grrr!

Gjbrak! Meja restoran itu dipukul oleh gadis tersebut.

“Heh, kamu ya, mentang-mentang sudah menyelamatkanku dari kumpulan preman—bukan berarti kamu harus bersikap seolah ingin meminta ucapan terima kasih!”

Souma menyeringai.

“Ya, aku memang minta,” kemudian, ia menatap gadis itu dengan tatapan mengejek. “—tidak ada salahnya kan, meminta ucapan terima kasih? Toh, aku sudah membantumu mencegah kematianmu. Dasar cewek bebal!”

“UUKH!”