Dimana kamu akan tinggal bersama jiwa yang lain untuk sementara;
Sampai Sang Waktu mengatakan bahwa tempat tinggal abadimu telah tiba...
"Yuki!"
Yukihito—pemuda berusia 15 tahun itu tampak menoleh ke asal suara. Sosok pemuda lain tampak berlari ke arahnya—dan ketika sudah dekat dengan Yukihito, ia membungkuk. Memegangi lututnya sembari menatap lurus ke bawah, gerakan pengistirahatan tubuh.
"Hei—kamu ini... tasmu ketinggalan di kelas, lho. Untung aku—sahabat karibmu—yang paling terakhir keluar kelas! Kalau tidak, pasti sudah dicuri maling. Berterima kasihlah padaku." jelas pemuda itu panjang lebar dengan gaya sok.
Yukihito memandangnya datar—terkesan merendahkan malah. "Terima kasih. Tanpamu, aku gak bakal kesel setiap hari." Yukihito menjulurkan lidah.