Organization : Akatsuki

"Atsuki - sama, aku mendapatkan informasi baru!"

"Hngg??" erang Atsuki yang sedang tertidur pulas, lalu terbangun. Terbaring di lantai markas akatsuki, wajahnya terbenam oleh buku tebal. "Ada apa?? Kau selalu mengangguku tidur. Setidaknya biarkan aku tidur dengan pulas," ucap Atsuki.

"G-gomen, Atsuki - sama," balas orang itu. "Oh iya, tentang apa yang ingin kubicarakan.. Seorang Shinobi Konoha yang mahal kepalanya, bernama Mizuro Yotsuki telah tewas dibunuh oleh sang Tsuchikage. Kita harus meng-edo tenseinya sehingga kita dapat anggota baru!"

"Cih, jangan asal ngomong, aku tidak mau menjadikan mayat hasil edo tensei sebagai anak buahku, omong kosong," jawab Atsuki. "Tapi.. Sepertinya punya 'boneka' menyenangkan juga.. Baiklah, segera cari tahu informasi tentangnya dan cari mayatnya, biar kubawa." jelas Atsuki yang duduk, menatap sosok itu dengan lekat - lekat.

"Ha'i, Atsuki - sama."

[OUT]

Sesampainya di markas Akatsuki, ia langsung merebahkan mayat Mizuro di ranjang yang kotor. Kotor akan darah. Dia meletakkannya, lalu mengambil kunai dan tertawa.

"Etto, Atsuki - sama," ucap bayangan itu. "Kau ingin memutilasinya?"
"Ha?" ulang Atsuki. "Aku tidak memutilasinya.. Mana aku tega berbuat seperti itu pada boneka baruku." ucap Atsuki yang lalu membuka baju Mizuro, melemparkannya ke lantai dan meletakkan Kunai itu di perut Mizuro. Tersenyum senang, lalu mulai menggores Kunai itu di perut Mizuro.

"Operasi dimulai." bisiknya dengan wajah psikopatnya.

CRASH! Perut Mizuro ditusuknya, lalu dibelahnya perutnya sehingga organ dalamnya keluar.
"Atsuki - sama, kau benar - benar.. Psikopat. Kau telah memutilasinya.." ucap bayangan itu.
"Aku melakukan 'operasi'." ucap Atsuki yang lalu mengambil bola hitam berlendir hitam, lalu ia mengeluarkan seluruh organ dalam Mizuro (terkecuali jantung) lalu ia membelah jantungnya, lalu memasukkan bola hitam berat itu ke dalam jantungnya dan menjahit jantungnya. Setelah selesai, ia menjahit perut Mizuro dan -selesai.

"Fufu." kekeh Atsuki yang lalu memasang baju Mizuro kembali.
"E-etto, apa yang Anda taruh tadi, Atsuki - sama?"
"Eh, kau mau tahu?" ucap Atsuki. "Bola hitam, bola yang penuh dosa. Sehingga dia tidak akan melakukan kebaikan sekali pun ketika dia di Edo Tensei nanti," lanjut Atsuki.
"Tsk, kau benar - benar kejam.. Atsuki - sama.. Tapi itulah yang kusukai dari mu, Atsuki - sama."
Atsuki lalu tersenyum.
"Terima kasih!"

"Tsuchikage!" teriaknya sambil mendobrak masuk organisasi itu, Akatsuki. Ya, organisasi kriminal. Organisasi terlarang yang harus segera dibasmi, apa boleh buat, mereka adalah racun dunia shinobi.

"Kau.. Tsk." keluhnya sambil merapal segel tangan, lalu ia menarik nafas dalam - dalam.

"Fuuton : Mekakkyu!" ucapnya lalu mengeluarkan angin yang dahsyat dari dalam tubuhnya.

Random number (1,10) :

3

---

Apabila tidak dibalas 24 jam, maka dinyatakan bahwa organisasi Akatsuki hancur dan Atsuki mati.

"Hmppp.., jadi ini yang namanya Akatsuki ya. Menarik." gumam Mizuro sambil berjalan masuk ke dalam organisasi itu. Betapa terkejutnya ia melihat mayat ketua yang sebelumnya berada di situ.

"KETUA !" teriaknya sambil berlari ke arah mayat ketua Wildnight dan menggendongnya. Ia melihat seseorang, ah, Tsuchikage juga datang ke Akatsuki. Ia merasakan firasat buruk, and so, kau tau kan apa yang pasti akan dilakukannya ?.

"Wakyou Mode," gumam Mizuro. "Karkyo.." gumam Mizuro. Dan sebuah angin penghancur menimpa markas, sampai markas itu hancur. Tapi ia mempunyai roh pelindung jadi ia bisa melindungi dirinya sendiri.

"Hmpppp.., OK. Shinton : Katsura." gumamnya. Ia pun dihisap, lalu, menghilang pergi entah ke mana bersama ketua Wildnight yang sebelumnya.

[OUT]

Ia menghela nafasnya, sambil menatap organisasi yang telah hancur. Juga, ada seseorang yang masuk ke dalam organisasi. Ketika ia mengumpulkan seluruh tenaganya, mencoba untuk mendorong tubuhnya maju, melangkah mencari mayat Mizuro sambil membongkar bongkahan puing. Tidak ada.

"Huh.." gumamnya sambil duduk di bongkahan puing itu. Melirik ke arah mayat Atsuki, mulai tersenyum sinis dan menginjak kepala Atsuki.
"Bagaimana.. Rasanya menjadi 'yang ditertawakan'? Enak, bukan?" tanya Tetsu sambil menggendong tubuh Atsuki, lalu membawanya ke Iwagakure untuk menjadikannya bahan eksprimen.

"Fuuton Teleportation.."

[OUT]

"Haah.. Aku tidak mengerti," keluh pemuda, ah, dia bukan pemuda, pria berambut merah itu sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Kenapa Akatsuki hancur begini?" gerutunya sambil mulai mengangkat bongkahan - bongkahan puing itu. Tiba - tiba, sesosok bayangan mendatanginya.

"Matsukawa - san?" tanya bayangan itu. "Aku sudah dengar tentangmu, pemimpin Akatsuki berikutnya." lanjut bayangan itu. Matsukawa hanya mencibir sambil mulai menyusun puing - puing itu. "Kuro.. Apa yang terjadi di markas ini sebelumnya?" tanya Matsukawa sambil mendesah, lalu terduduk di lantai sambil memandang Kuro dengan tatapan malas.

Kuro kemudian hanya menghela nafasnya. "Aku tak tahu, kurasa si gurita coklat itu menyerang markas dan merebut Mizuro, juga membawa Atsuki," jelas Kuro. Matsukawa hanya mengerutkan alis heran sambil sedikit menekuk wajahnya, dan membuka mulutnya.

"Atsuki? Mizuro? Gurita coklat?" ulangnya dengan nada heran. Kuro hanya menghela nafasnya. "Atsuki, yang kumaksud dengan Atsuki adalah Uchiha Atsuki, pemimpin Akatsuki sebelumnya," jelas Kuro. "Atsuki bodoh.. Saking bodohnya dia sampai dia kalah melawan gurita coklat itu." gumam Kuro.

"Baiklah, baiklah," jawab pria bersurai merah itu sambil menghela nafasnya. "Tentang Mizuro dan gurita coklat itu? Mereka siapa?" tanya Matsukawa sambil mulai berdiri dan menyalakan rokoknya. Kuro kemudian menghela nafas. "Gurita coklat, Tsuchikage, Uzumaki Tetsu. Dan Mizuro, dia Mizuro Yotsuki, berasal dari organisasi terkenal itu, Wildnight," jelas Kuro.

Telinga Matsukawa tiba - tiba menajam pada saat dia mendengar kata 'Wildnight'.

"Ooh, jadi kau maksud Mizuro Yotsuki," jawab Matsukawa. "Dia sempat menemuiku. Bertatap mata denganku. Bahkan aku mengabdi padanya dulu," jelas Matsukawa sambil menghela nafas. "Tapi, dia bodoh." lanjut Matsukawa.

"Wildnight, hem?" gumamnya sambil mulai berjalan keluar dari markas. "A-Anda mau ke mana, Matsukawa - san?" tanya Kuro. Matsukawa terdiam sebentar, lalu kemudian menoleh pada Kuro. "Kuro, aku ingin kau ikut denganku.." jawab Matsukawa dengan pendek. Seperti biasa, seringai terpampang di wajahnya.

"Wildnight, hem? Sudah lama aku tidak mendengar nama itu."

[OUT]