Midnight Academy
Selamat Datang Di MA Dimana Kamu Main RPG Berbasis Battle, School, etc, games, dan lain-lain Segera Lah Register Kalau Guest Dan patuhi aturan, jangan sungkan ikutan Gabung

Administrator Team
Midnight Academy
Selamat Datang Di MA Dimana Kamu Main RPG Berbasis Battle, School, etc, games, dan lain-lain Segera Lah Register Kalau Guest Dan patuhi aturan, jangan sungkan ikutan Gabung

Administrator Team
Midnight Academy
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Welcome to Midnight Academy
 
HomeNewsGalleryLatest imagesSearchRegisterLog in
Midnight Academy
Forum AgoessNaruto ● Forum Diskusi Naruto
Tempat untuk para maniak Naruto
Paradox academy.
Mirai Academy
Public School, Official RPF
Animanga Indonesia Fan
Control Panel

Guest profile

Information

Preference

Signature

Avatar

Social

Friends and Foes

Memberlist

Groups

Private messages

Inbox

PM sent

Other

Topic is being watched

Switch account:



 

 Supercrime!

Go down 
AuthorMessage
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeSun Nov 22, 2015 9:01 am

Prologue

Supercrime! adalah suatu organisasi yang menguasai daerah-daerah mereka masing-masing. Hampir mirip seperti Yakuza, bedanya mereka bersifat tritagonis. Bukan pahlawan namun bukanlah seorang setan pembantai pula. Bisa dibilang, mereka adalah kelompok netral yang bergerak demi perdamaian, namun juga bergerak demi kepentingan sendiri dan tidak mementingkan masyarakat lain.

Kabarnya juga, anggota-anggotanya sangatlah menarik.

Tertarik untuk turut masuk?
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeSun Nov 22, 2015 9:17 am

Chapter I
Sekolah tingkat menengah Yamamura, merupakan sebuah sekolah yang terdiri dari para murid-murid yang sedikit berbeda dari murid lainnya. Berbeda disini bukan dipandang secara fisik, akan tetapi dipandang dari perilaku, kepintaran, juga cara berpikir mereka. Tidak ada sekolah yang ingin menerima mereka selain Yamamura.

.
.
.
.

"Hhhoaaaah.."

Pemuda itu menguap. Earphone tampak menutupi kedua lubang telinganya, sementara mulutnya kembali sibuk mengunyah roti melon--tentu setelah ia menguap tadi. Punggungnya tengah disandarkan di balik kaca jendela raksasa yang ada di sisi kanan koridor sekolah.

DUAR!

--sebelum suatu suara mengejutkannya.

Pemuda itu--Wakaouji Sakaki, dengan cepat melepas earphone-nya dan menoleh ke arah jendela di belakangnya untuk melihat apa yang terjadi. Apa yang dilihat--sebuah asap tebal. Kemudian, tak berapa lama, teriakan terdengar. Pasti ada yang tidak beres. Dengan cepat Sakaki memecah jendela tersebut. Setelah lubang pecahannya dikira cukup besar, dengan cepat ia melompat ke bawah. Omong-omong, ini lantai 2.

TAP!

Mendarat dengan sempurna.

"--eh?" alisnya mengkerut. Mana mungkin ia bisa masih dalam posisi seimbang setelah melompat dari lantai 2? Lagipula, kakinya tidak merasakan sakit sedikit pun. Seolah ia mendarat di atas sebuah kasur empuk. Helaan napas. Setelah asap tersebut cukup menipis, sesosok siluet tampak berada 5 meter di depannya.

Sebelum akhirnya, asap yang mengelilinginya menipis sempurna.

Dan ia salah. Yang ada bukan cuma 1 orang. Akan tetapi--5 orang!
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeMon Jun 13, 2016 7:29 am

“A-apa-apaan mereka itu!?”
“Sepertinya mereka mengincar seseorang..”
“Tapi siapa--HEI ADA ORANG YANG TERJUN KE BAWAH!”
“Itu--Sakaki?”
“Yang benar saja, itu beneran Wakaouji Sakaki dari kelas 2-A bukan!?”
“Apa yang sedang ia lakukan--”

Ketika semua murid tampak heboh memandangi ke bawah dari kaca jendela raksasa itu, seorang murid tampak terdiam memandangi mereka dari dalam kelas 2-A. Kemudian, murid itu menyeringai.

“Semua sudah dimulai, hn?” bisiknya pelan.


5 orang. Terdiri dari seorang gadis dengan rambut pink dikuncir dua, seorang gadis glamor yang serba hitam, seorang pria bertubuh kekar dan tinggi, seorang pemuda berkacamata dengan surai pirang, dan seorang lagi--entahlah, ia tidak bisa mendeskripsikan penampilannya, karena ia memakai topeng.

“APA WAKAOUJI SAKAKI BERADA DISINI?!”

Pria bertubuh bongsor itu berteriak. Bahkan teriakannya terdengar sampai seantero sekolah. 4 orang yang bersamanya hanya memasang ekspresi sama, cuek. Sementara murid-murid yang memandangi dari kaca jendela tadi, tampak memasang raut wajah ketakutan.

“..ah, aku--” sebuah balasan dari Sakaki berhasil menarik perhatian pria itu. Pria itu mengacungkan jari telunjuknya ke arah Sakaki.

“Jangan bilang kamu Wakaouji Sakaki!?” ucap pria itu dengan nada tinggi, membuat Sakaki gugup. Sakaki mengangguk pelan sebagai jawaban. Pria itu terdiam sebentar, kemudian menoleh ke arah gadis bersurai pink tadi. Gadis bersurai pink itu mengangguk tanda mengerti.

“Karkyo, activate!” setelah gadis itu mengucapkan hal tersebut, sebuah cahaya biru mengelilingi tubuhnya. Kejadian itu sungguh membuat yang lain terpana, mereka hanya bisa terdiam menyaksikan keajaiban di depan mereka.

Cahaya biru itu perlahan menghilang. Namun, yang berbeda adalah--

Rambut gadis itu menjadi warna biru, dan tangan kanannya tengah memegang sebuah revolver hitam.

“Maafkan aku, Wakaouji Sakaki,” moncong revolver itu diarahkan ke arah Sakaki, pelatuk perlahan-lahan ditekan. “Ini tugas.”

“Keberadaanmu tidak diharapkan di dunia ini.”

Pelatuk ditekan, dan--

DOR!

.
.
.
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeThu May 17, 2018 4:49 pm

Ah,

mati itu menyenangkan ya?

Benar kata orang-orang, alam setelah dunia fana itu serba-putih. Garisbawahi, karena sama sekali tak ada warna lain yang bisa matanya tangkap sejauh jangkauan pandangnya saat ini.

Setidaknya ia terbebas dari tugas sekolah, ia bisa melupakan permintaan ibunya yang memerintahnya untuk pergi ke swalayan dan membeli peralatan-peralatan kebersihan yang baru, bisa bebas dari sakit akibat terkilir di kaki yang selama ini dideritanya gara-gara main sepakbola. Barangkali di surga, ia bisa minum susu panas sepuasnya, makan mi instan tanpa perlu takut terserang penyakit berbahaya dan tidur selama yang ia mau.

"—tapi sayang sekali, Wakaouji Sakaki. Surgamu takkan kau dapatkan sekarang."

Sakaki tersentak bangun, segera setelah mendengar suara yang terdengar tepat di dalam pikirannya tadi. Ia sedikit mengaduh sambil memegangi kepala karena pusing sesaat, namun beberapa saat kemudian pusingnya sudah berkurang.

Saat itu ia mulai memandangi sekelilingnya. Meja belajar yang dipasangi komputer, lengkap dengan CPU dan semacamnya yang terletak di pojok kanan ruangan—tepat di sebelah ranjangnya, lemari kayu dengan engsel pintu hampir lepas yang terletak di sisi dinding bagian kiri, dan rak buku dari besi yang diisi oleh berbagai jenis buku-buku tebal. Ia tak bisa melihat dengan jelas judul-judulnya, tapi ia yakin sama sekali tidak ada buku fiksi ataupun komik di antaranya.

"—surgamu bukan sekarang, mungkin nanti setelah kau mati dalam tugas," suara yang membangunkannya dari kematiannya tadi kembali mengejutkannya. Ia menoleh ke samping ranjang, hanya untuk mendapati seorang gadis berpenampilan serba hitam yang ditemuinya di sekolah tadi sedang duduk disana, mengangkat sebelah kaki ke kaki lainnya sambil membaca buku yang tergeletak terbuka di pahanya.

Aneh. Tadi matanya sudah memandang ke segala penjuru, tapi ia tidak melihat gadis ini.

"Bagaimana perasaanmu? Baik? Tidak ingin muntah?"

"Aku...oke," jawab Sakaki setelah gumaman ragu yang agak panjang. "Sebenarnya, apa yang terjadi? Dimana ini? Kenapa aku bisa berada disini?"

Namun, bukannya menjawab pertanyaan dari Sakaki, gadis tersebut malah sibuk menekuri isi buku yang dari tadi dibacanya. Mimik wajahnya tak berubah, seolah dari tadi ia tidak menganggap Sakaki benar-benar ada disitu.

"Hei,"

"Tak usah banyak tanya. Aku akan menjawab kalau aku ingin jawab—dan kalau pertanyaanmu memang penting—, dan aku takkan menjawab kalau aku tak ingin jawab walaupun pertanyaanmu penting, karena aku sedang baca buku. Ngerti?"

Gadis itu sudah mengalihkan pandang dari bukunya, pandangannya beralih pada Sakaki. Tatapannya berubah dingin, tajam, dan terkesan hampa—namun sama sekali tidak membuat Sakaki goyah dan merasa takut.

"Sedikit-banyaknya cukup mengerti," timpal Sakaki dengan nada polos (padahal ia tidak mengerti sama sekali). "Omong-omong, apa maksudmu dengan tugas? Tadi kau bilang aku baru akan terbang ke surga kalau tewas dalam tugas."

"Kau tidak tahu Supercrime?"

Sakaki agak terkejut begitu pertanyaannya dilempar balik dengan pertanyaan lain. Tapi ia menggeleng sebagai jawaban. Gadis itu mendesah, ia mengeluarkan pembatas buku bercorak daun semanggi dan menyisipkannya ke halaman buku yang tengah terbuka. Kemudian, ia menutup bukunya dengan kasar.

"Kalau tentang Resonansi? Potensi?"

"Apa itu?"

Balasan Sakaki terhadap pertanyaan sang gadis tampaknya membuatnya cukup kesal. Jadi, gadis itu berdiri tegap, kemudian mengulurkan tangan pada Sakaki.

Sakaki, dengan agak bertanya-tanya, menerima uluran tangannya. Dengan mantap, gadis itu langsung menggamit erat tangan Sakaki dan menuntunnya menuju pintu besi di sudut ruangan. Gadis itu mendongak, memandangi CCTV yang bertengger di pojokan langit-langit.

"—Hokutou 05. Konfirmasi Supercrime 03."

Secara tiba-tiba, segera setelah gadis itu mengatakan serentet kalimat yang tampaknya merupakan sebuah kode konfirmasi untuk membuka pintu besi di hadapan mereka, tiba-tiba muncul alat pemindai retina di permukaan pintu besi tersebut.

Gadis itu berjongkok, menyamakan posisi matanya dengan alat pemindai.

Bip!
"...akses dipersilahkan."


Setelah suara statis tersebut terdengar dari dalam ruangan—entah dari sudut mana—, pintu besi itu langsung membanting terbuka.

Di depan mereka merupakan dinding putih yang dipasangi pintu besi. Tampaknya pintu besi itu memiliki akses menuju ruangan yang sama seperti ruangan tempat Sakaki dikurung tadi.

Sakaki masih takjub melihat-lihat lorong yang seolah tidak memiliki ujung itu, tapi dengan cepat gadis tadi menarik tangan Sakaki dan berjalan ke arah kanan.

"Ini sayap timur laut dari gedung sel pengurungan," ujar gadis itu ringan, menjawab segala tanda tanya yang muncul di kepala Sakaki. "Dikhususkan untuk mereka yang memiliki Potensi dalam bidang spesial sepertimu."

Sakaki membuka mulutnya, tapi ia sama sekali tidak bicara. Terlalu banyak yang ingin ia tanyakan, terlalu banyak yang ia pusingkan sejak tadi, dan ia tidak tahu harus memulai dengan bertanya dari mana.

Gadis itu sedikit melirik pada Sakaki, kemudian memandang lurus lagi sambil tersenyum kecil. "Kau pasti bingung, ya? Kau akan tahu sebentar lagi."

"...omong-omong, namaku Christine. Panggil saja Chris. Kalau-kalau kita jadi rekan kerja nanti."

Sakaki sempat diam sebentar. "...Chris? Wakaouji Sakaki. Panggil saja Sakaki."

"Tidak perlu memperkenalkan diri seperti itu. Semua orang dari Supercrime pusat tahu namamu, Wakaouji. Belakangan ini kau jadi pusat perhatian kami."

Sakaki tidak sempat bertanya kenapa, karena mereka tiba-tiba saja berhenti. Mereka mencapai akhir lorong, di hadapan mereka tampak sebuah elevator. Chris melalui pindai sidik jari, kemudian elevator terbuka dan mereka berdua masuk ke dalam.
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeWed May 23, 2018 7:11 pm

Memerlukan waktu cukup lama untuk pintu elevator terbuka kembali. Mereka tiba di sebuah pusat gedung dengan fasilitas bagai flat mewah yang berasal dari tahun 1900. Chris berjalan ke arah pintu besar yang terletak di tengah-tengah sebuah tangga besar yang terbagi ke dua arah.

Chris membuka pintu itu.

Dan apa yang dilihat—

—sebuah restoran tampak di depan mereka. Anehnya, tidak ada satu orang pun di dalamnya.

"Resonansi, Potensi, Supercrime, dan berbagai hal lainnya akan dijelaskan oleh dia yang membuatmu beresonansi tempo hari—Amami," kata Chris singkat. "Sekarang pukul tujuh pagi, sebentar lagi orang-orang dari sel pengurungan akan datang kemari untuk sarapan...kalau mereka berhasil bertahan dari efek Resonansi mereka."

"T—tunggu! Apa yang terjadi padaku tempo hari? Kenapa aku bisa ada disini? Sedang apa aku—" ia terdiam. Tiba-tiba memorinya mengalami kilas balik.

Ya. Ia ingat sekarang. Tempo hari—ia sedang makan roti melon, kemudian memecah kaca jendela tanpa ia sendiri sadar, kemudian mendarat di tanah dengan posisi sempurna tanpa patah tulang sedikitpun. Lalu—

"Karkyo!"

Srek. Sebuah peluru menggores lengan atasnya, membuat baju seragam sekolah yang sedang dikenakannya robek. Lengan atas yang barusan tergores sedikit berdarah.

Dengan sedikit tidak percaya, ia memandang ke arah punggung Chris.

Disana, berdiri seorang gadis bersurai hitam yang tengah mencondongkan moncong pistol revolver miliknya ke arah Sakaki dengan aura mengancam.

"Chris—bisa-bisanya kau membiarkan dia berkeliaran sesuka hatinya di markas besar kita? Dia belum bisa kita percayai, bukan?" tanya gadis itu, Amami.

"Aku memancingnya kemari juga bukannya tidak dengan perhitungan sama sekali," jawab Chris tenang. "Dia dicurigai sebagai dalang dari kasus yang sedang terjadi belakangan ini. Kalau kemampuan miliknya bahkan tak bisa menandingi Karkyo milikmu, berarti dia bukan dalangnya—kalaupun ia mati, masa bodoh dengan itu. Kalau ia dalangnya, tinggal kita gempur sekuat tenaga."

"Gekkou." setelah Chris mengucapkan itu, lambat-laun kedua matanya berubah merah darah.

"S-sebentar, aku tak tahu—" belum sempat berkata-kata, Amami kembali menyerangnya dengan sebuah peluru. Dengan lugas, Sakaki menghindar—bahkan tanpa gerakan sia-sia sama sekali. Sakaki pun terkejut dengan perkembangan fisiknya.

"Hei, Chris, apa maksudnya ini?" tanya Sakaki pada Chris dengan nada panik. Chris mengangkat bahu sebagai jawaban.

Amami menghela napasnya.

"Mari kita selesaikan."

Crek. Ia mengeluarkan sebuah senjata lain. AK47 siaga di tangan kanannya, diisi dengan butiran-butiran peluru yang siap melubangi setiap inci anggota tubuh—bahkan organ tubuh—dari Wakaouji Sakaki.

"Karkyo: Rage Burst!"

Pelatuk ditekan. Peluru-peluru menghujami seluruh penjuru ruangan, tidak menunggu Sakaki untuk mengantisipasi serangan terlebih dulu.

Kira-kira dua menit kemudian, hujan peluru itu berhenti.

Lantas, apa yang terjadi pada Wakaouji Sakaki?

Ya. Ia disana—di sudut ruangan. Berdiri dengan mantap. Di tangannya, terukir simbol X yang tebal dan hitam.

Ia memandangi Amami dan Chris dengan pandangan marah.

Tidak gentar dengan perubahan Sakaki, Chris tersenyum. "Apa kataku, Amami."

"Resonansi..." ucap Sakaki pelan. "...selesai."

Sakaki mengangkat tangannya perlahan. Partikel-partikel dari ruangan di sekelilingnya berkumpul di atas telapak tangannya. Ubin, meja, dan kursi, perlahan berubah menjadi butiran partikel dan kini sedang berpusat di atas tangannya.

Ia mengarahkan partikel itu pada Chris dan Amami. Namun—

BAM!

Partikel itu sukses dihadang, asap putih menyelimuti seisi ruangan, membuat tiap mata tak bisa melihat hampir apapun.

Asap putih tersebut menipis. Tampak seorang pemuda bersurai pirang berdiri di depan Chris dan Amami, sibuk membetulkan posisi kacamata yang sedari tadi melenceng dari posisinya yang benar.

"—kau tahu, Wakaouji?" tanyanya setelah sukses membetulkan posisi kacamatanya. "Mereka mungkin adalah rekan kerjamu...lebih baik kau tidak memberi mereka perlakuan kejam. Apalagi, mereka perempuan, tahu?"

"Hn. Aku tak peduli. Siapa namamu?" tanya Sakaki dengan nada datar. Jelas sekali kalau ia bukanlah seorang Wakaouji Sakaki yang sebenarnya.

"Tidak sopan bukan bertanya nama pada lawanmu?"

"Banyak omong,"

Belum-belum, partikel dalam ukuran besar melayang ke arah mereka bertiga, siap untuk membentur. Asap putih kembali tercipta, dan ketika menipis—Sakaki mampu merasakan sebuah benda dingin dan tajam yang ditempelkan di lehernya.

Moncong pistol.

Tanpa aba-aba lagi, pelatuk ditekan oleh Amami—dan Sakaki terjerembab jatuh dengan wajah mendarat duluan. Pemuda berkacamata itu mendengus memandangi kerusakan parah yang dialami restoran yang tengah dipijaki mereka kini.

"Sudah bisa dipastikan. Dia bukan dalang dari kasus yang kita tangani," simpul Chris. "Dan—bahkan kemampuannya lebih mengerikan daripada buronan kita."

"Tidak begitu mengerikan," pemuda berkacamata mengangkat tangannya, mengarahkannya pada daerah yang mengalami kerusakan parah. Ia menyapukan tangannya ke samping, dan seketika partikel-partikel pun mulai berkumpulan ke arah situ, perlahan menyatukan daerah yang tadinya mengalami rusak parah.

"Ingat? Dia bisa sehebat itu karena resonansi dengan Karkyo milik Rei. Tidak ada yang hebat darinya."
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeThu May 24, 2018 6:59 pm

"Huff,"

Sakaki menghempas tasnya ke atas meja, kemudian langsung mendudukkan tubuhnya di kursi sekolah.

Semua mata memandangnya. Tapi ia berpura-pura untuk tidak peduli.

Ia mengeluarkan iPod dari dalam saku jas sekolahnya, kemudian ia menyumbat lubang telinganya dengan earphone dan memutar musik keras-keras.

"Keputusanmu terhadap perekrutan kami ini merupakan keputusan penting. Jadi harap jawab dengan sebaik-baiknya."

Sebaik-baiknya? Ia bahkan lebih memilih untuk tidak memikirkannya. Ia tak peduli dengan uang yang bisa didapatnya, atau apa yang akan terjadi padanya, ia cukup nyaman berada di posisinya sekarang ini, ia tak memerlukan pekerjaan yang menantang nyawa seperti itu.

"Um... Wakaouji-kun?"

"Ya?" Sakaki melepas sebelah earphonenya, mendongak untuk menatap gadis yang baru saja menghampirinya. "Ada apa?"

Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitimeFri May 25, 2018 8:48 am

“--ah, Wakaouji-san. Sudah bangun?”

Mata Sakaki perlahan membuka. Empat dinding putih tengah mengelilinginya seolah membentenginya dari apapun yang akan menyerangnya, selimut yang tengah membungkus tubuhnya, lemari besi berisi obat-obatan, dan...seorang gadis yang tengah duduk di sisi ranjang sambil melihat ke arahnya.

“Ikumi...san?”
Seksi kesehatan kelas 2-A yang kompeten, Ikumi Chikako. Sangat rajin dan terampil, aktif OSIS dan anak kesayangan guru. Hampir tak ada yang tak mengenal namanya di Yamamura.

Sakaki hendak beranjak bangun, tapi dadanya didorong oleh Chikako hingga ia kembali terbaring.
“Jangan bangun dulu, otakmu masih berusaha seimbang. Sekarang lebih mending kau berbaring selama semenit, baru bangun kembali.”
“Oh..oke.”

Chikako tersenyum. “Ne, Wakaouji-san--kalau tak keberatan, bisa aku bertanya?”
“Hn? Apa?”
Chikako sempat terdiam sebentar, lalu ia memandang ke arah Sakaki. “Sebenarnya--apa yang kau lakukan di lapangan tadi?”
Sakaki sempat terdiam sebentar, lalu ia menghela napas. “Kalau boleh jujur, aku juga tidak begitu tahu. Aku tidak begitu sadar dengan apa yang kulakukan, bahkan pendaratan sempurnaku di lapangan tadi sangat mengherankan. Omong-omong--” Sakaki memandangi tiap jengkal tubuhnya. “Apa yang terjadi padaku setelah aku ditembak?”

“Kau? Ditembak?”

Reaksi berlebihan dari Chikako cukup mengherankannya. Tapi, ia tetap mendongak sebagai jawaban. Chikako menggumam sebentar sambil menempelkan telunjuk ke kening.
“Rasanya dia tidak menembakmu,” katanya, masih dengan pose sama. “Rasanya, ya. Kalaupun kau ditembak, entahlah--mungkin itu pistol mainan yang diisi peluru mainan?”
“Tidak mungkin. Jelas-jelas itu revolver asli, dan, umm...aku sempat merasakan sakit sebelum aku pingsan--”

Setelah mendengar itu, Chikako langsung bangkit berdiri dan mengambil pinset, kapas dan alkohol. Ia menatap lekat-lekat badan Sakaki. Sedikit membuat Sakaki risih, tapi Chikako memang seperti ini.
“Di daerah mana?”
Sakaki mengangkat tangannya setinggi dada. “Bukan, bukan. Aku tak yakin itu rasa sakit karena ditembak atau bukan, lagipula semua anggota tubuhku sama sekali tidak terasa sakit. Jadi, apa yang terjadi setelah aku pingsan?” ia langsung mengalihkan topik.

“Ah, hmm. Asap tebal kembali muncul, kemudian setelah asap itu menipis, mereka hilang.” Chikako menatap Sakaki dengan tatapan yang mengatakan 'dan kau pingsan'. “Guru-guru dan kepala sekolah sedang di tempat lain ketika kejadian ini terjadi, mereka sedang tidak di sekolah. Yang mana sangat disayangkan. Mereka tidak tahu kejadian sebesar ini terjadi pada anak didik mereka. Omong-omong, segera setelah mereka menghilang, seksi kesehatan OSIS segera turun untuk menggotongmu ke UKS.”

Back to top Go down
Sponsored content





Supercrime! Empty
PostSubject: Re: Supercrime!   Supercrime! Icon_minitime

Back to top Go down
 
Supercrime!
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Midnight Academy :: Member Creativity :: Karangan Cerita-
Jump to: