Midnight Academy
Selamat Datang Di MA Dimana Kamu Main RPG Berbasis Battle, School, etc, games, dan lain-lain Segera Lah Register Kalau Guest Dan patuhi aturan, jangan sungkan ikutan Gabung

Administrator Team
Midnight Academy
Selamat Datang Di MA Dimana Kamu Main RPG Berbasis Battle, School, etc, games, dan lain-lain Segera Lah Register Kalau Guest Dan patuhi aturan, jangan sungkan ikutan Gabung

Administrator Team
Midnight Academy
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Welcome to Midnight Academy
 
HomeNewsGalleryLatest imagesSearchRegisterLog in
Midnight Academy
Forum AgoessNaruto ● Forum Diskusi Naruto
Tempat untuk para maniak Naruto
Paradox academy.
Mirai Academy
Public School, Official RPF
Animanga Indonesia Fan
Control Panel

Guest profile

Information

Preference

Signature

Avatar

Social

Friends and Foes

Memberlist

Groups

Private messages

Inbox

PM sent

Other

Topic is being watched

Switch account:



 

 Futuristic.

Go down 
AuthorMessage
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Futuristic. Empty
PostSubject: Futuristic.   Futuristic. Icon_minitimeMon Jun 01, 2015 9:37 am

Fantastic. All the humans' fantastic.


"Gouka Mekkyaku!"
BOOOFFT. Semburan api dalam jumlah banyak yang tiada kalah bandingan dengan lautan tampak disemburkan oleh Uchiha Madara. Ryuu Sakamaki, penggemar segala anime dan manga yang dirilis oleh negara dimana ia tinggal ini tampak terpaku menatap televisi yang tengah memutar salah satu anime kesukaannya, Naruto. Mungkin ia sudah dianggap ketinggalan zaman karena masih menonton Naruto, oh, kau tahu apa? Sekarang sudah tahun 3050 dan itu berarti karya kuno ini rilis dari 2000 tahun yang lalu. Zaman sudah sangat maju sekarang, namun ironisnya para umat manusia memanfaatkan kemajuan ini untuk dirinya sendiri.

Beruntung ia menemukan DVD full episode Naruto di toko DVD lama.

Jadi, alkisah, Ryuu kini sedang menonton animasi lama yang sudah sangaaat lama itu. Namun, ia akui, animasinya dapat menyaingi animasi tahun 3000. Jadi, perkembangan animasi di zaman 3000-an tidak begitu maju. Atau memang tahun 2000 yang sudah sangat maju? Ia tetap terdiam sebelum mematikan DVD-nya itu dan berjalan keluar rumah.

Di luar rumah, para pejalan kaki tampak asyik mengutak-atik hand-phone yang berupa hologram.
Mengerikan!

Ryuu di sekolah terkenal sebagai seorang penggemar hal-hal ketinggalan zaman yang sudah ada beratus-ratus, bahkan beribu-ribu tahun yang lalu. Tidak heran banyak artefak yang dipajang di rumahnya dan anime-anime zaman 2000-an.
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Futuristic. Empty
PostSubject: Re: Futuristic.   Futuristic. Icon_minitimeMon Jun 01, 2015 6:52 pm

Chapter One, The Beginning.


"Yuuji!?, Yuuji!?"

Teriakan Ibunya tampak memenuhi ruangan. Dengan malas Yuuji mematikan DVD Player miliknya sebelum membuka pintu kamarnya dan menguap. Tampak Ibunya memandangnya dengan tatapan marah. "Yuuji... kau... MASIH NONTON ANIME SAJA, YA!? BESOK 'KAN SUDAH UJIAN! GIMANA SIH, KAMU!" teriak Ibunya lantang sebelum menyodorkan semangkuk mi instan. "Ibu beri mi instan kesukaanmu apabila kamu belajar!, tidak akan Ibu beri apabila kamu tetap lanjut nonton anime!" pintu pun dibanting dengan keras.

Yuuji menguap pelan sebelum kembali menonton anime. Love Life. Gadis-gadis cantik tampak berada di dalam sana, membuatnya seketika ngidol. Namun, amarah Ibunya yang kedua kalinya terdengar dari dapur. Dengan cepat ia mematikan DVD Player miliknya sebelum beranjak ke meja belajarnya. Untuk menonton anime dari ponsel hologram miliknya. "Ibu, ah.. gak asyik," bisiknya sebelum mendengus dan menonton gadis-gadis cantik itu. Matanya kemudian berpaling pada salah satu widget yang menampilkan anime rekomendasi, disana banyak anime yang pernah ia tonton, Tokyo Ghoul, Kara no Kyoukai, dan sebagainya, namun ada satu anime yang belum ia tonton.

DanMachi.

Seketika jari jempolnya bergerak dan menekan URL tersebut. Namun naas, ketika anime tersebut tengah berjalan, headset miliknya terlepas dari soketnya dan menyebabkan bunyi nyaring opening anime DanMachi. Sang Ibu dengan cepat menghampiri kamar Yuuji. Tanpa ba-bi-bu, sang Ibu sudah masuk ke dalam kamar Yuuji dan menarik ponsel hologram milik Yuuji. "Kau!, tidak paham ya disuruh belajar?! Huh!?" telinga Yuuji dijewer kemudian. "Akan Ibu adukan dengan Ayah begitu Ayah datang!, dasar!" setelah itu, Ibunya berjalan keluar dari dalam kamarnya.

"Huuh," dengus Yuuji sebelum melempar headsetnya ke sembarang tempat. "Dasar Ibu." hasil ulangannya yang rata-rata 80 dikucek-kuceknya dan dilemparnya ke dalam bak sampah. Setelah itu, ia meraih buku pelajarannya--fisika, kimia, biologi, dan pelajaran membosankan lainnya. Terutama teknologi komputer. Cuh, pelajaran sampah. Sudah lama ia menguasai komputer. Buku teks diambilnya dan dibacanya. Dua jam membaca, rasanya ingin mati saja.

Ketika ia menuruni tangga, ia melirik ke arah sang Ibu yang tengah asyik menonton anime. Ia terdiam sebentar sebelum menyapa sang Ibu. "Ibu," ucapnya. "Eh!? Ah, oh!? Hehe.. maaf, Ibu keasyikan nonton anime di ponselmu. DanMachi, 'kan? Menarik sekali." puji sang Ibu. "Kau bisa ambil mi instan kesukaanmu kalau kau sudah selesai belajar. Itu, sudah Ibu rendam di dalam panci." ucapnya, masih asyik menonton anime. Sembari menggelengkan kepalanya, Yuuji mengambil seporsi banyak mi instan. Lapar.



"Um.. ibu.. aku sudah boleh buka DVD Player kan?" tanya Yuuji kepada Ibunya yang tengah asyik menonton anime Crayon Shinchan. "Ibu!" teriak Yuuji sembari membanting pelan meja. "Eh!? Ah.. maaf. Hehe. Asyik sekali sih," ucap sang ibu sembari mem-pause video yang tengah berjalan. "Um.. DVD Player ya. Yaaa, boleh-boleh saja. Omong-omong, bisa tolong belikan Ibu ponsel? Uangnya," 50 juta Yen disodorkan. 50 juta tidaklah susah diperoleh pada zaman itu. "Sekalian juga belikan headset dan laptop. Uangnya pasti cukup." bisik sang Ibu.

"Eh... bu? Jangan bilang ini untuk menonton anime?" tanya Yuuji penasaran sekaligus ilfil. Sang ibu beranjak dari tempat duduknya sebelum mendorong tubuh Yuuji, "Ayolah, jangan bilang begitu. Nah, ayo, sana! Selama kau pergi, ponselmu ibu pinjam ya." ucapnya sembari lanjut menonton anime. Yuuji menghela nafas sebelum berjalan keluar dari dalam rumah sembari mengenakan jaket hitam.



Seusai membeli laptop, headset, dan ponsel, ia berjalan lunglai menuju rumahnya. Tidak berapa lama, ia melihat seseorang berjalan disampingnya dalam arah yang berlawanan. Orang itu sempat menarik perhatiannya entah kenapa, padahal bagi pejalan kaki di sekelilingnya, tidak ada yang bisa dibilang menarik dari orang itu. Yuuji kemudian berpaling. "Aah, apa cuma perasaanku saja ya." bisiknya sebelum kemudian lanjut berjalan.

To be continued...
Back to top Go down
Tsu
Special Admin
Special Admin
Tsu


Member Title : Kurutte hey kids!
Jumlah posting : 401
Join date : 2013-11-08
Age : 29

Futuristic. Empty
PostSubject: Re: Futuristic.   Futuristic. Icon_minitimeSat Nov 07, 2015 4:00 pm

SRUUUUP.

Sesapan pada kaleng minuman bersoda itu berhasil membuat mimik muka seorang pemuda yang tengah bertumpu dagu itu berubah menjadi kesal. "Hoi, Ryuu. Kalau minum, dipelanin dikit kek." ketusnya sembari berpaling ke arah lain. Sosok yang dimaksud segera mendelik kesal ke arah pemuda di sampingnya, sebelum melempar kaleng yang sudah kosong itu ke sembarang tempat.

"Ha?"

Pemuda yang berada di sampingnya tadi mendengus kesal. "Lupakan.." Ryuu, dengan cepat berjalan pergi meninggalkan temanbangkenya itu. Sebenarnya sudah lama mereka berdua berteman, mereka selalu saja se-sekolah dari SD sampai SMA sekarang ini. Aneh memang, walaupun dibilang kebetulan tapi kayaknya udah keterlaluan. Mereka bahkan selalu sekelas yang dengan ajaibnya membuat teman biasa menjadi sahabat sebangkean. Selalu nempel berdua membuat para siswi di sekolah menganggap mereka maho, bahkan ada beberapa siswi fujoshi yang menulis di statusnya, "I ship RyuuxSakaki!"

Maksa, oke.

Istirahat sekolah masih tersisa 30 menit lagi, ya iyalah, berhubung istirahat baru saja tiba. Ryuu sempat berpikir untuk mengisi waktu luang dengan mengacau di latihan basket kelas XI sebagai seorang junior teladan, tapi gitu deh. Kelas XI 'kan terkenal berandal, jadi ia lepas tangan saja bila disuruh 'minta perhatian' kakak kelas. Terpikir juga untuk berdiskusi tentang anime di ruang klub, tapi gimana ya. Ia sedang tidak mood mendiskusikan anime sekarang.

"Hei, Sakaki," Ryuu menoleh ke arah Sakaki yang sedang menonton pertandingan bola di lapangan di hadapan mereka.

"Menurutmu, apa arti hidup?"

"Heh?" Sakaki yang dibuat terperanjat langsung menoleh. "Kubilang, menurutmu, apa arti—" "—tidak tidak dan tidak. Aku mendengar perkataanmu barusan dan aku hanya bilang 'heh' karena terkejut. Respon refleks." ucap Sakaki yang kini menoleh ke arah Ryuu. Jeda sesaat. "—ketika aku mengetik kata 'kehidupan' pada mesin pencarian di website, aku menemukan beberapa kata-kata. Kehidupan adalah ujian. Kehidupan adalah anugerah. Kehidupan adalah pilihan. Jujur saja, aku merasa bahwa kehidupan adalah anugerah yang sangat besar—mengapa sangat besar, karena kita takkan pernah bisa merasakan bagaimana rasanya bahagia itu apabila kita tidak hidup. Kita takkan bisa merasakan bahagianya memiliki pendamping hidup apabila tidak hidup. Tapi jujur saja, aku masih merasa jawabanku ini masih tidak logis," jelas Sakaki panjang.

"Hm. Kalau aku, aku mengartikan kehidupan sebagai sesuatu yang sulit dipahami. Kita mengerti apa itu kehidupan, tapi mengapa kita sulit menjelaskannya?" Ryuu menatap ke arah atas. "Kehidupan adalah ujian. Kehidupan bukanlah ujian kurasa, karena kehidupan tidak selalu diisi dengan ujian. Ada kalanya kita bahagia, dan ada kalanya kita semacam diuji. Jadi, kurasa, kehidupan adalah ujian bukanlah hal yang dapat mengartikan 'kehidupan'." jelas Ryuu. "Kehidupan adalah pilihan. Kita terlahir dari ibu kita, apakah kamu pernah ingat bahwa kamu memilih ingin hidup atau ingin mati sebelum kamu terlahir? Maka kurasa, kehidupan bukanlah pilihan."

"Jadi.. kehidupan itu apa? Tidak pernah ada informasi akurat yang dapat menjawabnya."

Ryuu menundukkan kepala.

Sakaki sedikit melirik ke arah Ryuu. "Tumben bijak. Kenapa? Pengen bunuh diri lo?" goda Sakaki yang kemudian dengan segera meninggalkan TKP, diikuti dengan Ryuu yang mengejar dan langsung menonjok Sakaki.

.
.
.
.

"Huwaa, aku harus segera pulang,"

Ryuu mengemas barang-barangnya, buku-buku, kotak pensil, dan hal-hal lain. Soalnya, ini sudah pukul 7 lewat. Pulang sekolah jam 6 dan ia masih berada di sekolah, keasyikan membaca manga-manga yang terletak di ruang klub. Setelah mengunci pintu klub, dengan segera ia berlari pulang. Akan tetapi, sesuatu sempat menarik perhatiannya ketika ia berlari pulang. Seorang pemuda lewat di arah yang berlawanan di sampingnya. Tidak ada yang menarik dari pemuda tersebut, akan tetapi ia bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari pemuda tersebut.

"Ah, jangan dipikirkan, jangan dipikirkan," ia mendesah. "Yang penting, aku harus pulang."
Back to top Go down
Sponsored content





Futuristic. Empty
PostSubject: Re: Futuristic.   Futuristic. Icon_minitime

Back to top Go down
 
Futuristic.
Back to top 
Page 1 of 1

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
Midnight Academy :: Member Creativity :: Karangan Cerita-
Jump to: