[Organization-Battle] MidnightBlacknight VS Wildnight

BLACKNIGHT

"Hoahm.. Di luar berisik sekali." keluhnya sambil menguap, mengucek - ngucek matanya, lalu menengok ke arah luar. Hujan lebat.

Terdiam.

"...Apakah ini pertanda akan terjadi sesuatu??" batinnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Sialan! Aku harus konsentrasi kepada latihan hari ini! Bukan tentang hal sepele!"

Lalu, seseorang mengetuk ruangannya (kamar). "Hmmm.. Siapa itu?"

Entitas itu terdiam sebentar.

"..Ini aku, Tetsu." ucap entitas itu. "Jadi, bisakah kau bukakan pintunya?"

"ooh, begitu ya." balas Kitsune sambil mengambil pisau dapur yang tergeletak di mejanya. "Bagus kalau begitu. . ."

SYAT!!!

Dirobeknya pintu kayu yang sudah lapuk itu.

"Hah, dasar hantu. Aku sudah tahu kau ada di sana, busuk." geram Kitsune sambil menatap sosok mirip monster di hadapannya--tak bisa diungkapkan dengan kata - kata, lalu menusukkan pisaunya.

Hantu itu menjerit, lalu di bagian yang ditusuk keluar darah.

"Apa!! T-tidak mungkin! Ini.. Genjutsu!? Kisama!" teriaknya sambil menatap mayat yang tepat tertusuk di dada kirinya itu.

"Sialan.." fikirnya sambil memegangi kepalanya. "Apakah ini.. Pertanda bahwa.. Wildnight akan.. Datang?"

Wildnight

Sesosok pemuda berambut putih berdiri itu hanya terdiam menatap ke arah luar jendela, guntur yg bersahut - sahutan dan hujan yang tak kunjung berhenti.

"..Eeeghh...." erangnya sambil mengunci dagunya, menggigit bibir tanda khawatir. "Perasaan apa ini ??"

Tap, tap.

"Seiri ??" tegurnya sambil menepuk pundak wanita itu. Wanita itu menoleh. "Oohh.. Michinaga. Michi, kita harus pergi ke Midnight lagi.." ucap Seiri. "Haah !!???!? Sialan." geram Michinaga sambil mengambil jubah kesayangannya, lalu menyiapkan Kunai Hiraishin.

"Sialan kau.. Sena Ogawa !!!!!!"

"EDO TENSEI !!!" teriaknya. Lalu muncul mayat - mayat dari tanah.

"Ffff... Nikmatilah, Sena. Nikmati rasa kehancuran yang bahkan akan membuat dirimu membunuh dirimu sendiri." gumamnya. "Seiri, buatlah blue fire kage bunshin, perintah mereka untuk membawa mayat - mayat Edo Tensei ini." perintah Mizuro lalu membentuk segel tangan BlueFire Kage Bunshin.

"BLUEFIRE KAGE BUNSHIN !!!" teriaknya dalam hati.

BOFF !!!!

"Baik, seiri, aku pergi dulu... Jaga dirimu, seiri." ucap Michinaga."Apabila ada apa - apa yang terjadi padamu, kirimkanlah telepati padaku.." nasihat Michinaga lalu meninggalkan Seiri.

SCEEN : depan Blacknight

Michinaga bersembunyi di balik pohon, lalu mempraktekkan segel tangan untuk suatu jutsu.

"Kogata buki no mizu !!!"

Syuut.. Kunai air terbentuk, lalu Michinaga mengambilnya.

Terdiam sebentar, mengetuk - ngetuk mejanya dengan pensil, menatap buku tulis strateginya yang baru saja dibelinya dari Iwagakure.

Mengunci dagu, menoleh ke atas jendela. Hujan. Gemuruh angin.

Lalu..

Tes, tes, air hujan merembes melalui atapnya, lalu mengenai surainya.

"Haaah.." keluhnya seraya menyeka tetesan tersebut dengan lengan bajunya.

"..Tapi.." fikirnya pelan sambil menatap air hujan. "Apakah ini.." fikirnya sambil keluar kamarnya & keluar markas.

"FEEL!!!"

Sbyoosshh!!!! Hembusan angin kencang seketika, lalu otomatis Doujutsu organisasinya (Blacknight) aktif.

VISUAL DOUJUTSU BLACKNIGHT

Spoiler:

"C-chakra ini!!" gumamnya pelan, keringat dingin bercucuran dari ubun - ubunnya. "K-kau.. MICHINAGA HIDEAKI!!" teriaknya sambil mengaktifkan jutsu Slice.

Membentuk segel tangan dengan tergesa gesa, lalu mengalirkan chakra ke tangan kanannya. BYOSH! Pedang fuuton telah jadi. Namun..

"UAAA!!!" Pedang fuuton itu langsung menyerap ke dalam tubuhnya. "AAAA!!!" rintihnya. Otot tangan kanannya seketika terpelintir.

"AAARRRGHHH!!!" rintihan terakhir. "Hosh, hosh.." sambil memegangi tangan kanannya.

Wildnight

[justify]"Bagus, benteng pertahanan telah siap. Seiri, seperti kata ketua Michi-taichou, kirimkan telepati pada kami apabila bahaya melanda." ucap Rivaille, yg kemudian mengaktifkan kage bunshin-nya.

"KAGE BUNSHIN NO JUTSU!!!"

BOFF!!!

5 bunshin telah ada di belakang Rivaille. "Hoi, kalian ber-2!! Pasang siaga 1 di markas ini!! Dan Seiri!! Buatlah BlueFire kage bunshin untuk berjaga - jaga, dan sembunyilah apabila Midnight maupun Blacknight datang, atau apabila kondisi mendesak, berikan perlawanan, kirim telepati segera!!" nasihat Rivaille. Lalu 2 bunshinnya tadi segera berjaga di markas, sementara 3 lainnya ikut bertarung.

"OK!!! Kita berangkat!!"

Berhenti di sebuah gedung.

"!!!, Sena!!" batin Rivaille panik, lalu berjalan masuk dengan hati - hati.

Terdengar suara siulan.

"Wah wah.. Ada Wildnight di sini, hm?" ucap suara itu.

"!!!!!!" sambil menoleh ke belakang.

"Fpppp.." batin Rivaille sambil tersenyum sinis.

"DI MANA KAU, HUH?!" teriak orang itu lalu menyerang Rivaille dengan kunai. BOFF!!! Percuma, itu bukan Rivaille, melainkan salah satu bunshin Rivaille.

"Ah, sial." geram orang itu. "Aku tertipu." lalu lewat.

Rivaille yang asli nampak bersembunyi di belakang dinding, lalu tertawa sinis. Orang yg mendengar tawaan sinis itu menoleh, lalu berlari cepat ke arah Rivaille.

"fuuton : Kaze no Boru!!" teriak Rivaille, lalu melontarkan serangannya ke orang tadi.

Orang tsb terbatuk - batuk, nampak dirinya telah dipenuhi oleh darah.

"!!!!, pengintai Midnight!!" batin Rivaille pelan. "Lalu?? Di mana Sena??"

"Fuh.."

Keluar dari tempat persembunyiannya, langsung menyerang Uzumaki Tetsu, memakai kunai yg dipakainya tadi. "Hohhoho... Mati kau, uzumaki Tetsu !!" teriaknya sambil menusukkan kunai tsb ke lengan Tetsu.

"..Di sana ada 1 lagi, huh ??." ucap mizuro pelan lalu berlari masuk ke markas.

"...Heheheeee.. Ketemu !!!" teriaknya sambil menunjuk seseorang berambut putih.

» Wildnight Organization Vs Midnight Academy
» [Battle] Amegakure
» Midnight Organization
» Organization : Blacknight
» [Battle] Konohagakure's Invasion